Selasa, 03 Maret 2009

d'Cil

Saya memasuki halaman rumah besar yang penuh dengan pohon buah-buahan.
Saya ketuk pintunya, dan mengucap salam. Bergegas masuk dan mendapati Mamah, kakak dan Yang ‘Ti duduk di kursi, sedangkan Decil tiduran di lantai sambil ‘mobilan’.

“De, ada Mommy dateng, tuh !!!”

Decil bangun dan kelihatan langsung sumringah, perubahan wajah yang sangat kelihatan sekali. Decil lari dan memeluk saya. Ah….selalu saya rindukan pelukan itu. Mata yang polos, pipi yang sangat ‘gembil’, rambut ikal “mohaq” yang selalu dibanggakannya.
“Mom, liat nih rambutku , keren kan ???” itu selalu yang dikatakannya.

Hari ini, saya sangat rindu. Saya mencoba sms Mamahnya dan katakan akan menjemputnya sore ini, mumpung libur sekolah masih sisa beberapa hari lagi. Dan beruntung, mamahnya kasih ijin.

Di mobil, saya ajak Decil ngobrol supaya dia tidak ‘tidur’. Biasanya kalau sampai mobil, dia langsung ‘menguap’ dan minta ‘syusyu’ (pengucapan “s” pasti ditambah “y” kalau bilang susu).

“De, kamu tadi lagi ngapain di rumah ?”

Decil melihat sekilas ke arah saya, dan memainkan safety belt di pinggangnya

“Aku kan tadi lagi nunggu mommy ! Kok mommy tau sih aku lagi tunggu mommy ?”

Ha ha ha…saya ketawa mendengar kepolosannya. Mungkin maksudnya ‘kok lo tau sih, kalo gw lagi nungguin elo ? kan gw ga bilang ma elo kalo gw pengen dijemput elo ???’

Decil menoleh ke arah saya, bingung…tapi ikut-ikut ketawa…hhaaahhhaaahhaaa…kami berdua tertawa.

“D, kamu suka di rumah siapa ? mommy atau papah ?” Tanya saya.

“Aku suka di rumah papah lah. Rumah papah kan guuueeedddeeee…bangeeeeetttt !!!! bagus lagi !!!! kalo rumah mommy kecil , ga ada orang, ga ada Aa. Aku kan maunya sama Aa” sangat polos jawabannya. (Aa panggilan dewa ganteng saya yg pertama)

Dan ketika kami melewati barisan rumah di perumahan Kranggan, dia menunjuk salah satu rumah yang besar dengan disain minimalis,

“Tuh Mom, rumahnya kaya rumah papah ya ? gueeddee banget…”

Saya mengangguk dan mengusap kepalanya dengan sangat sayang….

“eh, itu rumah kecil banget. Kaya rumah mommy kan ???” sambil menunjuk Pos SATPAM pinggir jalan. Haaah ????? Saya tertawa berderai-derai…tak tahan dengan semua kejujurannya….aaaahhh…Decil.

Laki-laki, 4 tahun, korban keegoisan orang tua.

Sekarang dia punya beberapa orang tua, ada Papah dengan Mama ‘Yang ( HARUS dipanggil Kaka’ Helen kalau di rumah mamahnya). Ada Mommy dan apap, ada juga Ibu dan Mamah Diniku…juga ada Yie-yieku (decil menyebutnya begitu, karena merasa kalau yie-yie itu cuma miliknya).

Decil…kami sangat menyayangimu….

Saya lihat, decil mulai tertidur dengan kepala terkulai menyentuh safety belt, saya selalu ingin menangis bila melihatnya seperti ini. Pasti rasa sepi sering dialaminya, pasti ia ingin protes pada keadaannya, pasti ia ingin seperti anak-anak lainnya , karena di matanya sering saya lihat air mata yang mengembang ketika ia harus pulang ke rumahnya, pasti ia ingin bertanya “kenapa rumah papah tidak di rumahku ?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar