Selasa, 22 Mei 2012

Bahagia Itu adalah .......

Ketika mendapat kabar : "Perkenalkan, nama saya Defary Glenniza, ST" via BBM dari Dex.

Puji syukur tak lepas-lepas saya panjatkan kepada Allah SWT yang sudah memberi begitu banyak kebahagiaan buat saya karena Dex si bungsu sudah menyelesaikan pendidikannya di Arsitektur ITB.

Anak yang sholeh, baik, sopan santun dan cerdas (walaupun malaaaaassssssss). *Tapi ganteng koq De :-)

Alhamdulillahirobbil'alamiin ...... saya sudah mengantarkan kedua anak-anak saya menjadi sarjana.  Semoga ilmunya berkah, bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, orang tuanya, lingkungannya, agamanya.....

Ya Allah, bahagia dan syukur yang tak putus-putus selalu saya panjatkan padaMU, atas rejeki, atas segala nikmat yang sudah Allah berikan buat saya, karena saya mempunyai anak-anak yang sholeh dan bisa membahagiakan orang tuanya.

Semua kelelahan, hilang ketika satu persatu anak-anak saya melangkah ke depan meraih masa depannya yang semakin sulit. Aa Dennis Lulus Sarjana dalam waktu 3 tahun 2 bulan dengan Beasiswa penuh di University Tehnology Petronas Malaysia. Saya tidak pernah membiayai kuliahnya. Aa membiayai kuliahnya sendiri dengan kepandaian dan kemampuannya.Dan sekarang sudah menjadi karyawan tetap di KBR , Construction Oil n Gas Company.

Ayo De, maju lebih depan...... tinggal sedikit langkahmu menuju masa depan, kamu harus bisa menentukan arah dan tujuan hidupmu. Aa sudah banyak memberi contoh yang sangat baik dan bertanggung jawab, kalian berdua bisa saling merangkul, perpegangan tangan berjalan seperti yang selalu mommy ajarkan sejak kecil.  Kalian tidak pernah terpisahkan karena kalian selalu saling menyayang, melengkapi satu sama lain.

Inget De , kalau beli mainan selalu 2 (satu buat aa, satu buat angde), begitupun ketika beli buku maupun coklat, Aa dan Angde selalu mengingatkan "Mom, 1 buat Aa"  or "Mom, 1 buat Angde". Selalu seperti itu.

Anak-anak saya sangat baik, walaupun saya sangat keras mendidik mereka, tapi mereka tidak pernah melawan maupun menantang saya. Mereka tetap menjalankan apa yang saya perintahkan walaupun saya tau pasti mereka sangat tersiksa dengan segala peraturan-peraturan di rumah.

Pulang sekolah hanya main-main sebentar di kamar karena setelah makan dan Sholat mereka diwajibkan tidur siang sampai jam 3 dan jam setengah 4 les mengaji. Selesai mengaji mereka boleh nonton film kartun sampai Adzan Magrib dan setelah itu berbagai les sudah menunggu mereka.
Tak ada suara TV ketika usai Sholat Magrib, semua duduk di ruang makan dengan buku pelajarannya, saya hanya menunggui mereka belajar.  Tak ada waktu buat bermain main di luar rumah karena waktunya sudah habis dengan berbagai les mulai dari les mengaji sampai les MaFiKiBi di rumah. Jadwal les mulai Senin sampai Jum'at sudah ditempel di kulkas.  Sedangkan hari Sabtu dan Minggu saya membebaskan mereka untuk nonton TV maupun main Game.  Minggu malam, jadwal sudah mulai kembali seperti semula.

Walaupun sudah saya bebaskan main Game di hari Sabtu, tetapi mereka selalu minta ijin ketika saya tidak ada di rumah. Pasti mereka selalu telphone "Mom, boleh main game ya mom ?".  Ya Allah .... begitu baiknya mereka..... Walaupun saya tidak di rumah tapi mereka selalu minta ijin untuk melakukan apapun.

Saya sangat sedih ketika mengingat masa kecil mereka.  Saya terlalu keras mendidik mereka.  Saya sangat takut kalau mereka tidak bisa sekolah tinggi, saya tidak ingin nasib mereka lebih buruk dari kedua orangtuanya, karena itu saya berusaha sekuat tenaga agar mereka bisa berpendidikan tinggi dengan moral dan etika. Saya selalu menekankan dan sedikit memaksa mereka bisa kuliah di ITB tidak ada pilihan lain selain ITB. Berbagai contoh selalu saya gambarkan di depan mereka, bagaiman hebatnya ITB, bagaimana kerennya kuliah di ITB, bagaimana bangganya kuliah di ITB. Setiap saat dan setiap waktu selalu saya ucapkan itu kepada mereka.

Sampai akhirnya Aa Dennis diterima di IT ITB Fakultas no 1 (saat itu di ITB), diterima di IT UGM dan PMDK di IPB. 3 PTN sudah di tangan dan pasti Aa akan ambil ITB.  Ketika saya mendapat telephone dari UTP (University Tehnology Petronas) mengabarkan bahwa Dennis terpilih sebagai satu dari 6 Mahasiswa  Indonesia yang berhak menerima Beasiswa penuh sampai Sarjana di UTP, saya langsung sujud Syukur mengucap syukur atas segala karunia Allah SWT. Saya lupa bahwa Dennis pernah mengikuti berbagai test untuk mendapatkan Beasiswa tersebut (padahal saya yang mengantar dan menungguinya test di Country Office Petronas Menara Bapindo).

Allah Maha Pengasih lagi Maha Pemurah.

Setelah Aa Dennis diterima diberbagai PTN dan Beasiswa ke Malaysia, akhirnya Angde juga diterima di UGM Arsitektur, UNPAD (HI) dan terakhir ITB Arsitektur. Tidak ada pilihan lain selain ITB dan itu sudah dibuktikan oleh anak-anak saya, Dennis dan Defary. Walaupun akhirnya Aa memilih UTP sebagai almamaternya, bagi saya itu suatu prestasi amat sangat membanggakan.

Buat Aa dan Angde, terima kasih ya kalian sudah menjadi anak-anak mom yang sholeh, baik, sopan, bersahaja.  Mom sangat bangga pada kalian berdua. Walaupun masa kecil kalian sangat tak nyaman, itu karena mom tidak ingin melihat kalian seperti mom.  Kalian harus lebih baik dari mom dan apap. Tetaplah bersahaja, saling menyayangi, dan terus maju meraih masa depan. Karena esok pasti semakin sulit.
Jangan pernah melupakan sholat, terus bersyukur kepada pemberian Allah SWT, semua sangat baik bagi kalian.

I love both of u....

Terima kasih ya Allah, Alhamdulillahirobbil'alamiin.....







Tidak ada komentar:

Posting Komentar