Selasa, 27 September 2011

Puzzle

Pagi masih temaram ketika menemukanmu diam di kotak warna hijau. Tak bicara apapun, hanya helaan nafas yang terdengar. Sangat berat.  Saya mengumpulkan kembali kepingan puzzle yang tadi tumpah saat tak sengaja tersenggol tangan saya sendiri. Kamu terlihat sangat gundah karena gambar itu hampir tersusun rapi di bingkainya.  Satu demi satu saya susun kembali, saya pasangi di tempatnya sambil tak henti-henti saya ucapkan kata maaf berkali-kali dan berulang, saya sangat menyesal telah memporakporandakan puzzle itu.

Kata maaf saja tidak cukup untuk menyusun kembali puzzle itu, saya selalu berjanji untuk menyusunnya dan menjaga kembali puzzle itu agar tetap utuh di tempatnya , jangan pernah membuatnya kembali berserakan. Airmata saya mulai merembes turun perlahan, saya mencari tanganmu, ingin menggenggamnya dan memegang ujung jarimu, agar saya merasa tentram dan tidak takut pada marahmu.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar