Semalam, tiba-tiba dia datang...
saya katakan "tumbeeenn...koq dateng ?"dia senyum-senyum dan masuk ke kamar kerja saya.
Lama, saya tunggu cerita apa yang dibawanya. Tapi dia hanya tidur-tiduran di sofa, tak berkata apa-apa. Saya lihat matanya, ada yang membuatnya gelisah.
"kenapa, sayang ? koq tumben malem-malem gini dateng ?"
"laper mom, mau makan"
aaahhh...pasti dia sedang berbohong dan menutupi sesuatu.
"mom pesenin nasi goreng ya ? kalo udah malem gini cuma ada tukang nasi goreng".
dia cuma mengangguk dan mengikuti saya keluar.
"mom, tadi ada Aa Gym di kantor. Kasih ceramah menjelang Shaum"
"ya ? cermah tentang apa ?"
dia kembali diam, cuma matanya yang berbicara...ada sesuatu di matanya.
Setelah makan, dia pamit pulang. Pulang ? rumahnya kan di Cibubur...
saya antar sampai pintu depan. Dia berhenti di depan pintu, seperti ingin berbicara. Tangan kanannya meraih pinggang saya, di peluknya saya, pinggang saya di usap-usap (hal yang sangat jarang dilakukannya pada saya).
Saya memeluk pinggangnya dengan tangan kiri dan mengantarnya sampai pintu mobil. Dia melambaikan tangan dan mulai menjalankan mobilnya ketika sepintas saya lihat sesuatu yang menggembung di ban kanan mobilnya. Saya hentikan, mencoba melihat. Aaaaahhhh...ini tidak akan membuatnya aman berkendaraan dengan ban yang seperti ini. Saya tawarkan untuk bertukar mobil. Saya akan coba membantunya dengan membawanya ke bengkel besok pagi. Dia setuju dan mulai memberesi barang-barangnya yang ada di mobil. Selesai itu, pamit lagi dengan mencium punggung tangan saya.
Saya mengusap-usap kepalanya, dan ketika saya lihat matanya...dia menangis. Ada air mata di sana.
"kenapa ? mau cerita apa ? yuk kita ngobrol"
Dia kembali menggeleng, bergegas masuk ke mobil dan pergi. Setelah itu, saya pulang. Selama di jalan saya mencoba telephone "Udah sampe mana ?" , "Pintu Tol Taman Mini, mom". "take care ya" . "iya". Di rumah kembali saya bertanya-tanya, ada apa ya ? hhhhhhmmm...pasti sebentar lagi dia datang ke sini, ke rumah ini. Belum selesai fikiran saya berbicara, saya dengar suara mobilnya di depan pagar, dan dia membuka pintu. Naaaaahhh....benar dugaan saya, dia kembali menemui saya di rumah. Pasti kita berdua tidak akan bisa saling melepaskan ikatan. Apap bingung "Koq ke sini ? udah sampe mana tadi ?" . "Puter balik di Taman Mini"....
Ada sesuatu di matanya...dan saya tahu itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar